Dilema lo soal milih model kerja sebagai Performance Marketer di tahun 2025 itu valid banget. Kita ngeliat pasar kerja yang lagi kepecah dua. Satu sisi ada perusahaan korporat berani bayar gaji gede asal lo mau macet-macetan ke kantor (WFO). Sisi lain ada startup atau agensi luar yang nawarin kebebasan WFH atau WFA tapi kadang angkanya bikin mikir dua kali. Artikel ini bakal bedah realita untung ruginya biar lo gak salah langkah ambil keputusan karir.
Realita Pasar Kerja Performance Marketing 2025
Pasar kerja 2025 menuntut fleksibilitas tinggi namun perusahaan besar mulai mewajibkan kehadiran fisik untuk kontrol manajemen. Tren menunjukkan bahwa gaji tinggi sering kali dikaitkan dengan WFO karena premi kehadiran, sedangkan pekerjaan remote (WFH/WFA) menawarkan keseimbangan hidup dengan kompensasi yang bervariasi tergantung basis klien.
Kita harus liat data lapangan. Sekarang ini banyak perusahaan lokal ngerasa kalau “kolaborasi” itu cuma bisa kejadian kalau timnya ada di satu ruangan. Makanya mereka berani ngasih angka lebih tinggi buat yang mau WFO. Ini kompensasi buat waktu dan energi lo yang abis di jalan.
Tapi buat lo yang mainannya data, Google Ads Editor, atau Meta Ads Manager, gangguan di kantor itu musuh nomor satu. Lo butuh deep work. Fokus tinggi tanpa ada yang nepuk bahu lo tiap 5 menit buat nanya hal sepele.
Di sini celahnya. Perusahaan luar (Singapura, US, Eropa) yang cari talent dari Indonesia biasanya gak peduli lo kerja di mana. Mereka peduli output. Kalau lo bisa dapet client luar, lo bisa dapet best of both worlds: Gaji Dollar (atau setara WFO Jakarta), tapi kerja WFA.
Perbandingan Opsi WFO WFH dan WFA
WFO cocok untuk percepatan karir junior melalui mentorship langsung. WFH ideal untuk spesialis yang butuh fokus tinggi dan efisiensi biaya. WFA adalah puncak fleksibilitas bagi senior marketer yang sudah memiliki kepercayaan penuh dan portofolio kuat.
Biar lo gak bingung, gw udah rangkum perbandingannya di tabel ini. Ini bakal ngebantu lo nimbang mana yang paling pas sama fase hidup lo sekarang.
| Fitur | WFO (Work From Office) | WFH (Work From Home) | WFA (Work From Anywhere) |
| Fokus Kerja | Rendah. Banyak gangguan meeting dadakan dan obrolan kantor. | Tinggi. Lo punya kontrol penuh atas lingkungan kerja lo. | Sedang. Tergantung lokasi (cafe/coworking), butuh disiplin baja. |
| Mentorship | Sangat Bagus. Belajar langsung dari senior dan osmosis budaya kerja. | Terbatas. Harus proaktif jadwalkan call buat diskusi. | Minim. Lo dituntut mandiri dan udah jago eksekusi. |
| Biaya Harian | Tinggi. Transport, makan siang, kopi, parkir. | Rendah. Hemat biaya transport dan makan luar. | Variatif. Bisa tinggi kalau lo sering pindah kota/negara (digital nomad). |
| Politik Kantor | Kenceng. Visibilitas fisik ngaruh ke promosi. | Rendah. Penilaian murni dari output dan KPI. | Hampir Gak Ada. Hubungan transaksional berbasis hasil. |
| Kesehatan Mental | Capek fisik karena commute. Rawan burnout perjalanan. | Isu kesepian (lonely). Batas kerja dan istirahat jadi bias. | Bahagia tapi labil. Rawan burnout kalau gak punya rutinitas. |
Analisis Gaji dan Jenjang Karir
Gaji WFO cenderung lebih tinggi di pasar lokal sebagai kompensasi mobilitas fisik. Gaji WFH lokal seringkali lebih rendah karena dianggap ‘benefit’. Namun WFA dengan klien internasional menawarkan pendapatan tertinggi melalui arbitrase mata uang tanpa terikat lokasi.
Ini bagian paling sensitif tapi penting banget. Kenapa ada perusahaan buka WFH tapi gaji kecil? Karena mereka anggep WFH itu “benefit” atau fasilitas. Mereka mikir lo gak perlu keluar duit transport, jadi wajar kalau gajinya dipotong dikit. Ini pola pikir lama yang masih dipake banyak perusahaan lokal.
Sebaliknya, kenapa WFO gaji gede? Itu “uang capek”. Perusahaan beli waktu lo secara utuh. Bukan cuma hasil kerja lo, tapi kehadiran lo. Buat posisi lead atau manager, WFO seringkali jadi syarat mutlak karena lo harus mimpin tim secara langsung.
Kalau lo ngejar duit paling gede di 2025 tanpa harus ngantor, jalannya bukan ngelamar ke perusahaan lokal yang WFH. Jalannya adalah jadi contractor buat perusahaan global atau agency yang basisnya dollar/euro. Di situ lo main arbitrase gaji.
Strategi Memilih Berdasarkan Fase Karir
Junior marketer sebaiknya memilih WFO untuk menyerap ilmu secepat mungkin. Mid-level bisa negosiasi Hybrid atau WFH untuk fokus eksekusi. Senior dan Expert wajib mengejar WFA atau Remote High-Ticket untuk memaksimalkan pendapatan dan kualitas hidup.
Jangan asal ikut tren. Sesuaikan sama posisi lo sekarang:
- Junior (0-2 Tahun): Sikat WFO. Lo butuh dengerin percakapan senior lo, liat cara mereka handle krisis, dan bangun jejaring. Ilmu-ilmu non-teknis ini susah didapet lewat Zoom. Gaji mungkin UMR plus dikit, tapi ilmunya investasi.
- Mid-Level (3-5 Tahun): Cari Hybrid atau WFH. Lo udah tau cara kerja. Lo butuh waktu buat eksekusi campaign tanpa gangguan. Kalau ada tawaran WFO gaji gede, hitung selisihnya sama biaya transport dan kesehatan mental lo. Kalau net-nya beda tipis, mending WFH.
- Senior/Expert (5+ Tahun): Kejar WFA atau Remote. Lo dibayar buat strategi dan decision making. Lo gak perlu diawasin. Kalau perusahaan maksa lo WFO cuma buat presensi, itu tanda budaya kerjanya gak percaya sama karyawan. Cari yang lain.
Prediksi Tren Karir Performance Marketer 2025
Model kerja Hybrid akan mendominasi pasar korporat tahun 2025. Peran murni WFH akan bergeser menjadi gig-economy atau freelance spesialis. Kemampuan menggunakan AI akan menjadi penentu utama negosiasi fleksibilitas kerja.
Tahun 2025 ini bakal jadi tahun “pembuktian nilai”. Perusahaan makin pinter ngukur efisiensi karyawan berkat AI. Kalau kerjaan lo cuma setup iklan doang tanpa analisa strategis, lo bakal keganti sama mesin atau orang yang mau dibayar murah.
Lo harus jadi strategic partner. Orang yang bisa baca data dan ngasih arah bisnis. Posisi ini punya bargaining power kuat buat minta WFA. Perusahaan gak akan peduli lo kerja dari Bali atau Jepang, selama ROAS ijo dan sales naik.
Jadi jawaban akhirnya mana yang better?
Ambil WFO kalau lo masih butuh belajar dan butuh koneksi.
Ambil WFH/WFA kalau lo udah PD sama skill lo dan punya disiplin tinggi buat atur waktu sendiri. Jangan kegoda gaji gede WFO kalau itu bakal ngerusak mental lo, karena duitnya bakal abis juga buat healing.
